5 Hektar Hutan Mangrove Rusak Parah Akibat Tambang Liar, KPHP Pantau Belo Laut

PANGKALPINANG – Sekitar 5 hektare hutan mangrove di Dusun III, Desa Belo Laut, Muntok, Kabupaten Bangka Barat rusak parah akibat tambang timah liar.

Hal ini diungkapkan Kasi Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Reklamasi Hutan serta Rehabilitasi Hutan dan Lahan, UPTD KPHP Rambat Menduyung Bangka Barat, Rahmat, kepada wartawan, Senin (7/11/2022).

Pihaknya, kata Rahmat, Senin kemarin, ke lokasi mangrove yang rusak tersebut. Namun aktivitas penambang liar sudah tidak ada. “Kebetulan ketemu dengan Polairud di sana (Dusun III),” ujarnya.

“Jadi kami tidak bisa wawancara dengan pelaku. Kalau dari informasi ada juga warga sana (Belo Laut) dan bergabunglah,” sambung Rahmat.

Baca Juga  Tiga Kelompok Perempuan Dilatih Olah Hasil Pertanian

Sebelum ke lokasi, menurut Rahmat, pihaknya sempat mampir kekantor desa untuk bertemu kepala desa setempat.

“Kebetulan kades tidak ada. Rencana mau minta dampingi dari desa karena terkait dari desanya, apakah ada aktivitas,” kata Rahmat.

Di lokasi Tim KPHP menemukan hutan mangrove rusak parah. “Kerusakan terjadi sekitar 4 sampai 5 hektar, mulai kering kering batangnya, saya lihat tadi (rusah parah),” ungkap Rahmat.

Menurut Rahmat, jika dilokasi ditemukan aktivitas penambangan liar maka KPHP bisa melaporkannya ke KLHK dan DLHK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Baca Juga  Pj Gubernur Ridwan Dikabarkan Segera Panggil Koordinator Tambang Ilegal di Teluk Kelabat Dalam

“Kalau masih ada akan ramai ramai dengan KLHK Provinsi, tadi memang tidak ada. Saya rasa sekarang ini sudah ramai di media (berita) tambang ini, dari pihak kepolisian juga giat sekali, dari kami juga,” katanya.

“Kalau menurut info, mungkin pas kami turun ada kemungkinan (bocor), saya akan mencari informasi lagi besok (Selasa) atau lusa kalau ada aktivitas, kami juga di suruh memantau,” sambung Rahmat.

Aktivitas tambang liar ini, kata Rahmat berulang kali terjadi. Bukan kali ini pula KPHP mendapatkan laporan.

Baca Juga  Penghijauan Lingkungan Libatkan SMPN I Parittiga

Karena itu, pihaknya berupaya bertemu kades untuk membahas bagaimana tambang liar tidak lagi beraktivitas di hutan mangrove Belo Laut.

“Kami ingin dibantu masyarakat, bersama sama menghentikan aktibitas itu, biar tidak ada aktivitas lagi. Hentikanlah, kalau masih ada kamu (masyarakat) juga akan turun. Intinya bersama-sama masyarakat menghentikan itu,” tutup Rahmat.

Hingga berita ini dipublis, masih diupayakan pengumpulan data, konfirmasi dan verifikasi kepihak terkait. (wahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *