Catatan Asro Kamal Rokan
(Wartawan Senior/Penulis Buku Granada Menangislah)
ALHAMDULILLAH diskusi buku melalui zoom, Ahad (26/12/21) berjalan lancar. Diskusi yang diprakarsasi dan dipandu Guru Besar Fisika Universitas Diponegoro, Prof Dr Muhammad Nur, DEA, ini sangat produktif, tukar menukar pemikiran, dan berbagai pertanyaan subtansial tentang buku saya, Granada Menangislah.
Diskusi buku ini, bagian dari seri Diskusi Rutin Ahad, yang diselenggarakan Lembaga Bina Masyarakat Batu Bara (LBMBB), yang dipimpin Prof Muhammad Nur, putra asli Kabupaten Batu Bara. Setiap minggu, pada Ahad siang, kami mendiskusikan berbagai hal terkait kepedulian pada kampung kelahiran kami.
Diskusi mingguan ini rutin dihadiri putra-putra Batu Bara, antara lain Guru Besar Hukum USU, Prof Dr OK Saidin SH, Prof.Dr Ir Ilmi Abdullah, Msc, dan tokoh muda Dr Ahmad Fauzi, Zulkifli Hazmar, Raimond Arif (Hikabara). Semangatnya adalah berbagi pengalaman dan ilmu untuk memajukan Batu Bara.
Dalam diskusi tadi, hadir Bupati Batu Bara, Ir H. Zahir, M.AP bersama sekitar 20 orang tokoh-tokoh, pengusaha, dan mahasiswa, antara lain Ustazah Dra
Afrahul Fadilah ( Umi Afrah), yang telah bermukim selama 15 tahun di London, Mukhlis Bahraini (CeO Pachira Group –importir bahan baku industri makanan dan farmasi) putra Batu Bara, praktisi hukum Muhammad Joni, dan sejumlah akademisi
Dalam diskusi, saya menjelaskan sejak reporter di Harian Merdeka milik BM Diah pada 80-an, pemimpin redaksi Republika, dan Pemimpin Umum LKBN Antara, saya terbiasa membawa berbagai fotocopy dokumen tentang sejarah, budaya, kehidupan sosial, ekonomi negara yang akan dikunjungi.
Para reporter dan redaktur saat itu diwajibkan menulis sisi lain suatu negara sebagai “oleh-oleh”, selain tugas utama meliput. Tulisan-tulisan tersebut masih dapat ditemui di Perpustakaan Nasional.
Dalam berbagai tulisan, kami memberi konteks sejarah, misalnya tentang perjalanan ke Andalusia (Spanyol), runtuhnya Uni Soviet — yang mengingatkan saya pada wawancara Pak BM Diah dengan Pemimpin Uni Soviit Mikhail Gorbachev mengenai glasnost dan perestroika.
Di Iran, saya menulis tentang Revolusi yang dipimpin Ayatullah Khomeini, sebagai revolusi terbesar dalam sejarah dunia setelah Revolusi Prancis. Begitu pula tentang kondisi saat ini Mongolia — negara yang pernah menguasai Asia Afrika dan lebih separo Eropa — masa kepemimpinan Genggis Khan dan Kubilai Khan
Kepada para mahasiswa, saya imbau untuk menulis. Dengan menulis, kita membaca.
Para sahabat Rasulullah Muhammad SAW mencatat semua peristiwa, misalnya tentang Hijrah Rasulullah. Jika pada masa itu para sahabat tidak mencatat dan menulis, maka dapatlah dipastikan umat Islam tersesat jalan.
Diskusi menarik
Jakarta 26 Desember 2021.