BANGKA – Sejumlah nelayan Aik Antu dan Tuing Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), ditangkapi polisi.
Mereka diamankan terkait pengrusakan Kapal Isap Produksi (KIP), Cinta Alam Lestari pada saat melakukan aksi demo menolak KIP di perairan Aik Antu.
“Benar bang ada beberapa nelayan yang diamankan polisi. Untuk jumlah yang diamankan belum diketahui secara pasti, diperkirakan kurang lebih 10 orang,”ujar sumber Suarabangka.com, Senin (19/7/2021).
Nelayan yang diamankan tersebut dijemput oleh polisi Polda Babel dengan mengunakan mobil dari kediaman mereka masing – masing.
“Informasinya mereka di jemput polisi dari rumah masing – masing. Mereka berasal dari Aik Antu dan Tuing,”terangnya.
Sebagaimana diketahui nelayan di Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka sempat mengelar aksi menolak masuknya KIP milik rekanan PT Timah. Nelayan yang berjumlah ratusan orang kemudian menduduki KIP yang saat itu berada di perairan Aik Antu. Secara spontan nelayan kemudian mengrusak sejumlah peralatan yang ada di dalam kapal.
Dalam orasinya nelayan meminta Bupati Bangka Mulkan, Gubernur Babel Erzaldi Rosman Djohan dan Kapolda Babel Irjen Pol Anang Syarif Hidayat untuk hadir ditengah – tengah mereka. Namun sayangnya hal itu tidak terealisasi hingba berujung pada pengrusakan KIP CBL.
Sementara Kapolda Babel Irjen Pol Anang Syarif Hidayat melalui Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Babel, Kombes Pol A Maladi saat dihubunggi suarabangka.com belum mengetahui adanya kabar tersebut.
“Saya belum mendapatkan informasi, 86 sekarang saya lagi sama beliau (Kapolda),”ujar Maladi.
Terpisah Presiden Mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB), Rio Saputra sangat menyayangkan kabar sejumlah nelayan ditangkapi polisi pasca aksi penolakan terhadap masuknya KIP di perairan Aik Antu.
Rio menjelaskan aksi pengrusakan KIP CBL oleh nelayan dikarenakan aksi mereka tidak pernah didengar oleh pemerintah daerah.
“Kami mahasiswa khususnya BEM KM UBB akan selalu bersamai nelayan. Selama ini nelayan Aik Antu dan Tuing menolak adanya KIP, tapi suara mereka tidak didengarkan,”
“Harusnya pemerintah daerah berada ditengah-tengah nelayan dan menjumpai nelayan secara langsung agar tidak berbuntut anarkis, selain itu kami mendesak pemerintah daerah untuk bersikap tegas dan ikut membela masyarakat nelayan yang ditangkap pihak kepolisian”terang Rio. (wah)