Catatan Iwan Piliang
Jurnalis Senior
Mencari kawan hari begini kosnsisten, taat kaedah ke pengertian dasar, menjadi teman berdebat, berdiskusi, berdialektika, kian terasa langka. Salah satu sosok muda kawan diskusi saya Vindyarto Purba, 40 tahun pemilik Kawasan industri dan Pelabuhan Sadai, Bangka Selatan.
Pengusaha pengertian dasarnya sosok punya produk masuk ke pasar.
Pagi ini tanpa sengaja kami membahas mesin pencuci pasir Silika, mentok di mesin pemisah Rare Earth.
Bila di Kateng dan Kalbar, silika tinggal dicuci, siap dijual berkadar 99,5%. Di Babel pasir bejibun, tentu ada silika juga. Cuma kandungan silika Babel bemuatan rare earth, tanah jarang, tepatnya mineral tanah langka.
Era Pak Harto, timah adalah mineral startegis. Era reformasi entah kebijakan siapa timah diubah mineral biasa.
Di setiap kandungan mineral timah ada mineral ikutan, tanah langka itu: mulai dari zircon, elmenit, silika, hingga Torium Dua. Artinya di luar timah, mineral ikutan ini bisa lebih mahal dari emas. Wong waste smelter timah dikenal Tin Slag sangat bernilai tinggi, artinya limbah, kerak. Cek aja harga real time-nya di Alibabacom per ton.
Belum lama NASA merilis Pesawat Nir awaknya mendekat ke Matahari. Dipastikan metalnya berlapis Zircon. Punyakah Amerika mineral Zircon, yang ada di Babel? Zircon mampu membalut metal menahan panas di tas 13.000 derajad C.
Cina produsen utama timah dunia. Indonesia produsen timah nomor dua, eksportir terbesar. Cina tak ekspor sebutir pun timahnya. Perihal ini tak terhitung saya menuliskannya sejak 90-an.
Menjadi kejutan buat saya, pagi tadi Mas Yanto, begitu saya penyapa, bertutur soal mesin pemilih tanah jarang atau tanah langka itu harganya tak seberapa dari nilai mineralnya. Cina tentu punya.
Dari mesin pemilah itu kita bisa membuat super magnet atau istilah ilmiahnya Neodymium Magnet (NdFeB), satu dari ratusan mineral strategis. Saya sampaikan berarti Maglev, kereta cepat Jerman yang pakai magnet itu pastilah di-coating super magnet. Pemisah pasir besi agar kandungan di atas 62, butuh separator Super Magnet.
Nah bahannya ada di Babel.
Jadi bila selama ini saya nyinyir, konsisten dari 90-an bilang, tulas-tulis dari Babel tok kita bisa kaya raya, pun Torium Duanya, bisa menerangi 900 tahun dari Aceh sampai Papua, bukanlah isapan jempol.
Alam kaya itu seakan dibiarkan, terkesan kufur nikmat, cocok juga dengan posting Mas Yanto, kekinian: semua kini sudah sibuk Pilpres 2024. Bahkan BUMN terindikasi rugi total football, menterinya saya duga syurrr menyiapkan diri 2024, seakan ganti presiden kelak dunia berubah lebih baik benaran, begitu nalar para pemdukung.
Saudara saya Muhammad Robby Putra Salim juga di Bangka, meminta saya menulis soal ketidak percayaan saya timah akan habis 2046 di bumi Babel, seperti Pihak PT Timah Tbk., entah sudah berapa ratus kali rilis bilang timah akan habis.
Tanpa tulisan panjang, dari paparan di atas saya ingin mengatakan kembali kalau timah di Babel tak akan habis, mengingat campuran mineralnya tak dimiliki bumi lain.
Babel itu super magnet tersendiri.
Yang belum super adalah manusia pengelola di pusat kekuasaan mendayagunakan. Kalau putra daeah sudah melek dan bekerja seperti kalian ini. Hambatan selalu permodalan, dan saya percaya Tuhan akan memberi jalan bagi insan membangun peradaban. Aamiin. (*)