PANGKALPINANG – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), mencatat dalam enam tahun terakhir (2014-2020), Bangka Belitung telah kehilangan hutan tropis seluas 460.000 hektar dari luas daratan mencapai 1,6 juta hektare.
“Dari kurun waktu lima tahun terakhir 2018-2023 juga telah terjadi 11 konflik agrarian di Bangka Belitung,”ujar Direktur Eksekutif Walhi Bangka Belitung, Ahmad Subhan Hafiz dalam konferensi pers, Selasa (6/2/2024).
Walhi Bangka Belitung mencatat, konflik tersebut melibatkan sebelas perusahaan sawit dengan jumlah dua puluh lima desa terdampak.
“(Konflik) tersebar di Kabupaten Belitung, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Bangka Barat. Diperkirakan luas wilayah sengketa dengan perusahaan perkebunan sawit 3.770 Ha,”jelas Hafiz.
Sedangkan berdasarkan dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2019, luas lahan pertambangan bahan galian dan izin usaha pertambangan telah mengusasi 1.007.372,66 hektar dari 1.642.400 hektare total luas Bangka dan Belitung.
Terdapat 25 jenis bahan galian, yang dikelola ratusan perusahaan.
“Eksploitasi sumber daya alam serta perkebunan skala besar di Kepulauan Bangka Belitung, hanya menyisakan 197.255,2 hektar hutan yang menjadi rumah bagi beragam kehidupan, serta harapan bagi 1,4 juta masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung” jelas Hafiz.
Dalam konferensi pers ini Walhi Bangka Belitung turut mengundang sejumlah wartawan diantaranya Tempo, Bangkapos, Babelpos, Wowbabel dan suarabangka.com. (wah)