Pasca 119 Warga Binaan dan 7 Petugas Terpapar Corona, Lapas Tanjungpandan dalam Keadaan Kondusif

BELITUNG – Sebanyak 119 Warga Binaan Permasyarakatan atau WBP dan 7 petugas Lapas Kelas IIB Tanjungpandan Kabupaten Belitung, terpapar Corona, Rabu (22/7/2021). Mereka terpapar dari salah seorang petugas di bagian regu pengaman yang lebih dulu positif  Covid-19.

Kalapas Kelas IIB Tanjungpandan, Romiwin Hutasoit SH, MH mengatakan setelah mendapat laporan adanya salah seorang anggota Regu Pengaman Lapas positif Corona, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid Puskesmas Badau untuk segera dilakukan Traking dan Tes Swab Antigen kepada seluruh WBP dan Petugas Lapas.

“Hasilnya 119 WBP dinyatakan Positif Covid – 19 berdasarkan hasil pemeriksaan Swab Antigen, sedangkan petugas sebanyak 7 orang. Secara umum mereka memiliki gejala demam disertai flu dan batuk. Ini adalah upaya Kami untuk memutus mata rantai penyebaran Covid -19 di Lapas,”ujar Romiwin dalam keterangan tertulis diterima suarabangka.com, Kamis (22/7/2021).

Kalapas juga memastikan mereka yang terpapar Covid-19 telah ditangani dengan baik. Sementara kondisi Lapas Kelas IIB Tanjungpandan dalam keadaan aman dan kondusif.

Baca Juga  Target Reklamasi Tahun 2022 di Belitung Tercapai 100 Persen

“Seluruh hasil pemeriksaan langsung di laporkan kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Kakanwil dan Kadiv PAS. Sedangkan Tim Tracking baik dari Puskesmas Badau maupun Tim PCS 119 Dinkes Belitung melaporkan kepada Gugus Tugas Kabupaten,”terangnya.

Sementara langkah penanganan yang dilakukan Lapas Kelas IIB Tanjungpandan pasca 119 WBP dan 7 petugas terpapar Corona yaitu dengan cara memisahkan kamar dan blok antara yang positif dan negatif.

“Langkah penanganan untuk WBP yang telah kami lakukan. Pertama kami melakukan pemisahan kamar dan Blok antara yang positif dan negatif, mereka kami tempatkan dikamar dengan jumlah yang tidak lebih dari 7 orang agar kondisi kamar tetap renggang dan sirkulasi udara terjaga,”jelasnya.

“Mereka yang terpapar diberikan jatah makan dengan menu tambahan, diberikan suplemen penambah daya tahan tubuh, dilakukan kontrol rutin oleh perawat untuk pemberian obat bagi yang memiliki gejala, dan pengawasan aktivitas secara khusus oleh Kasubsi Perawatan,”terangnya.

Selain itu jam berjemur di Lapangan terbuka di berikan selama 1 jam, selanjutnya aktivitas juga di koridor blok hunian masing – masing.

Baca Juga  Jelang kejuaraan Menembak Intenasional, Gubernur Babel Tinjau Lapangan

“Kami juga berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid – 19 Kabupaten Belitung untuk penanganan tindak lanjut. Apresiasi luar biasa dan kordinasi terjalin dengan sangat baik. Alhamdulillah, sampai saat ini situasi di lapaa sangat terkendali,”tambahnya.

Terkait adanya mis informasi ditengah masyarakat, Kalapas menjelaskan bahwa pihaknya baru akan mengeluarkan informasi resmi setelah seluruh WBP dan Petugas ditraking. Hal itu dikarenakan keterbatasan Alat sehingga Pemeriksaan Swab Antigen harus dilakukan secara bertahap.

“Dan pada Rabu 21 Juli, total 179 WBP dan 49 Petugas sudah di Swab seluruhnya. Selanjutnya kita sampaikaninformasi resmi kepadamasyarakat agar informasi tersebut tidak terputus. Kita juga kekurangan personilp engamanan termasuk Kepala Pengamanan harus isolasimandiri karena positif Covid -19, sehingga pengamanan langsung saya ambilalih. Semalam, saya langsung pimpin apel jajaran pengamanan kita tetap akan melakukan upaya terbaiki dalam melindungi WBP yang kita bina. Ini situasi yang tidak nyaman, tetapi kita harus kuat agar penanganan cvid – 19 ini bisa tertanganani dengan baik,”jelasnya..

Baca Juga  Melati Erzaldi Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Komunikasi

Kalapas Tepis Isu WBP Koma

Kalapas menepis adanya informasi WBP yang koma di RSUD Tanjungpandan. Menurutnya memang memang ada WBP yang menjalani rawat inap di RSUD tersebut beberapa hari yang lalu dan dibawa dengan ambulance lapas tetapi bukan positif Covid – 19, saat ini WBP
tersebut telah kembali ke lapas dan dalam kondisi sehat.

Terkait jam layanan kunjungan telah ditutup sejak awal Pandemi tahun 2020, tidak pernah dibuka meskipun hari raya karena merupakan perintah dari Pusat. Sebagai pengganti layanan kunjungan menggunakan Fasilitas Video Call.

“Jadi, sejak 17 Maret 2020 sampai saat ini layanan kunjungan menggunakan Video Call, tidak ada keluarga WBP yang berkunjung ke Lapas,”

“Pandemi ini tidak bisa kita hindari, yang bisa kita lakukan adalah bahu membahu, saling mengisi dan saling bersinergi untuk mengatasi. Semoga pandemi ini segera berlalu,”harapnya. (rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *