BANGKA – Kecelakaan maut yang merenggut nyawa Erwin alias Kewek (25), warga Desa Kebintik Sampur Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah di laut Matras pada Sabtu (5/12/2021) kini sedang diusut Polres Bangka. Bahkan dikabarkan Polairud Polda Babel sudah memberikan petunjuk dan kasusnya ditangani Polres Bangka.
Kapolres Bangka AKBP Widi Haryawan SIk melalui Kasat Polair Bangka, AKP Yanto membenarkan saat ini pihaknya yang menangani musibah kecelakaan di laut Matras.
“Sedang kami tangani dan akan memanggil saksi-saksi. Surat pemanggilan dijadwalkan pada Kamis mendatang (9/12/2021). Sebenarnya saksi kunci tinggal Rozali, ayahnya almarhum Erwin yang berada di lokasi. Berhubung suasana masih berduka kami memaklumi dan surat sudah dikirim,” ujar AKP Yanto dihubungi radarbabel.co jaringan suarabangka.com, Selasa (7/12/2021).
Untuk barang bukti, kata AKP Yanto, belum sempat diamankan karena tekendala faktor cuaca. “Untuk pontonnya sendiri sudah hancur tercerai berai. Sementara kapal man over boat yang menarik ponton posisinya masih di tengah laut. Belum bisa diambil karena factor cuaca di laut,” sampainya.
Dikatakan AKP Yanto, apakah Ataw akan diperiksa sebagai bos masih dalam penyelidikan. “Itu kan informasi dari luar. Saksi kunci tinggal Pak Rozali, belum sampai sejauh itu,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kecelakaan laut di perairan Pantai Parai Kecamatan Matras pada Sabtu (4/12/2021) sekira pukul 02.50 WIB dengan korban 2 orang ABK berkerja sebagai penambang disebut juragannya bernama Ataw.
Diketahui 2 penambang bernama Erwin (25) dan Rozali (53) keduanya warga Sampur Desa Kebintik Kecamatan Pangkalanbaru Kabupaten Bangka Tengah. Adapun kronologis kejadian berdasarkan keterangan dari pelapor kepada tim Gabungan Sar Pangkalpinang pada Sabtu (4/12/2021) pukul 00.00 WIB kapal bertolak dari Pelabuhan Sampur Pangkalpinang menuju Jebus dengan menarik ponton timah pada pkl 02.00 WIB.
Dalam perjalanan kapal menabrak karang di wilayah Perairan Pantai Parai, Sungailiat, Bangka hingga mengakibatkan Erwin terjatuh ke laut. Sehari kemudian, Minggu (5/12/2021), jenazah Erwin ditemukan meninggal dunia tak jauh dari lokasi korban jatuh. Sementara Rozali, ayah korban selamat.
Dari catatan wartawan, sudah dua kali pekerja Bos Ataw mengalami kecelakaan. Beberapa bulan lalu seorang operator alat berat (PC) tenggelam dan tewas di lokasi tambang illegal belakang bandara Depati Amir. Kemudian yang kedua di perairan Pantai Parai Kecamatan Matras yang menyebabkan Erwin meningal dunia.
Sementara Ataw sempat membantah kalau Erwin, Rozali dan Sodik bukan anak buahnya.
Namun Rozali, ayah korban mengatakan bila ponton yang ditarik tersebut merupakan join dengan Ataw. Hal ini disampaikan Rozali saat disambangi suarabangka.com dan radarbabel.co dirumah duka Dusun Mapur Desa Kebintik Kecamatan Pangkalanbaru, pada Minggu (5/12/2021), malam.
Rozali terlihat masih berduka dengan kepergian anak ketiganya tersebut dengan lugas menceritakan peristiwa nahas yang terjadi.
“Saat itu terjadi badai, ponton yang kami tarik menabrak karang. Saat itu almarhum langsung jatuh ke laut. Kalau ponton join dengan Ataw,”ujar Rozali.
“Saat ponton menabrak karang, saya langsung melihat ke belakang ternyata almarhum sudah tidak ada,” kata sambungnya.
Kemudian dia mematikan mesin kapal dan memutuskan tali tambang yang melekat di ponton.
“Setelah mematikan mesin kapal dan memutus tambang pengikat ponton, saya menyalakan lampu kapal untuk mencari almarhum,” terangnya.
Pencarian dilakukan Rozali dengan melihat kebawah laut. Bahkan bapak empat anak ini sempat melemparkan drigen kaleng kearah laut dengan tujuan agar anaknya yang saat itu tengelam dapat diselamatkan.
“Saya sempat mencari almarhum dengan melihat sekeliling dasar laut, namun karena badai semua tidak terlihat. Makanya saya melemparkan drum kaleng untuk memberikan pertolongan, tapi tetap saja almarhum tidak timbul,” jelasnya.
Erwin alias Kewek Orang Baik
Kadus Sampur Desa Kebintik Kecamatan Pangkalanbaru, Rofi saat ditemui dikediamannya, Mingu (5/12/2021), malam, membenarkan kalau almarhum Erwin, Rozali dan Sodik adalah satu kampung.
“Almarhum Erwin sejak kecil tinggal di kampung inilah. Erwin adalah anak Rozali. Di mata masyarakat, Erwin dikenal ramah dengan semua warga. Ada acara apapun di desa dia selalu datang,” ungkap Rofi mengawali pembicaraan.
“Kalau soal almarhum kerja sama Ataw saya kurang tahu. Tapi pada saat dikebumikan di TPU Air Itam memang benar ada Ataw. Kasihan Erwin, anaknya ada 4 masih kecil-kecil. Paling besar SD dan yang paling kecil baru umur 3 bulan. Erwin itu orangnya baik sama masyarakat kami, kasihan dia,” kata Kadus.
Lebih jauh Kadus Rofi menyampaikan jika kejadian ini adalah musibah bagi keluarga Rozali.
“Saya sebenarnya sudah mendengar kabar kalau Erwin tenggelam dan belum ditemukan dari baca berita di salah satu media. Tapi saya menjaga perasaan keluarganya mungkin saja masih bisa ditemukan. Memang sejak dulu Rozali dan almarhum Erwin berkerja membuka tambang kecil-kecilan di Sampur. Erwin itu anak ketiga dari empat bersaudara. Setelah kepergian Erwin kini tinggal dua anak Pak Rozali karena satunya sudah duluan meninggal. Sedangkan ibu Erwin, istri Rozali kondisinya sedang sakit,” tutupnya. (red)