Tekan Inflasi, Tim Satgas Pangan Terpadu Turun ke Lapangan

PANGKALPINANG – Tingginya inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, langsung disikapi Tim Satuan Tugas Pangan Terpadu terkhusus naiknya harga beras di tingkat distributor dan pasar daerah setempat.

Tim Satgas Terpadu itu terdiri dari Badan Urusan Logistik Kantor Cabang Bangka, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Babel, Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tingkat Provinsi Babel.

Tim terpadu melakukan pemantauan harga beras SPHP dari Bulog yang didistrubusikan ke Toko Pasar Ratu Tunggal Kota Pangkalpinang, serta sejumlah toko lain di antaranya Toko Jaya Abadi, Toko Ajon, Toko Gia Min Pan dan Toko Ahen selaku distributor.

“Pemantauan dilakukan terhadap komoditi beras kelas premium merek 118 dan RM kelas medium merk Sendok dan beras Bulog SPHP, karena penyumbang inflasi,” kata Pelaksana Tugas Kepala Bulog Pangkalpinang, Kurniawan, Sabtu (7/10).

Baca Juga  Indonesia Sentris: Upaya Indonesia Wujudkan Transisi dan Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

“Setelah dilakukan pengecekan harga beras masih normal di harga Rp72.000/ 5kg kelas premium dan kelas medium merk sendok seharga Rp68.000/ 5kg. Sedangkan beras Bulog di harga Rp53.000/ 5Kg, kulitasnya sama dengan beras premium. Harga jual eceran di toko-toko sekitar Rp57.000 untuk kemasan 5 Kg,” paparnya.

Kurniawan melanjutkan, dari hasil wawancaran dengan pedagang, beras yang paling banyak diminati dan dikonsumsi masyarakat adalah beras SPHP dari Bulog.

“Tetapi untuk beras SPHP saat ini belum masuk survey dari Badan Pusat Statistik sedang diajukan ke BPS Pusat,” ungkap Kurniawan.

Menurut BPS Provinsi Babel, diakui Kurniawan, untuk menekan inflasi dikomiditi beras ini harus dilakukan survey tingkat konsumsi beras yang paling banyak.

Baca Juga  Petani Milenial Cerita ke Presiden Soal Prospek Cerah Bertani Porang

Untuk bobot beras yang lakukan satu tahun dua kali, sehingga apabila merek beras yang beredar paling banyak dikonsumsi dapat menekan laju inflasi.

Masih dalam rangka menekan inflasi, saat ini Bulog melakukan penyaluran beras bantuan pangan untuk alokasi bulan Oktober, di mana masyarakat penerima mendapatkan bantuan beras sebanyak 10 Kg/KK. Dengan total tonase sebanyak 350.050 Kg / bulan, akan dilakukan selama 3 bulan sampai November 2023.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Babel, Tarmin AB mengungkapkan, pihaknya selalu melakukan pemantauan harga setiap hari.

Selain itu pemantauan stok serta pasokan bahan pokok kepada distributor dan sub distributor, serta kegiatan operasi pasar bersubsidi dan non subsidi.

Terpisah, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Babel, Kombes Pol Djoko Yulianto, membenarkan pihaknya bersama Tim Satgas Pangan Terpadu setiap bulan selalu melakukan pengawasan dan pemantauan di lapangan terkait komoditas pangan.

Baca Juga  Empat Langkah Strategis Perkuat Eksistensi Adat dan Budaya Babel

“Menyikapi tingginya inflasi di Bangka Belitung, Satgas Pangan Terpadu melakukan pemantauan harga beras naiknya harga beras di tingkat distributor dan pasar daerah setempat,” ungkap dia.

Menurut dia, hingga saat ini belum ditemukan adanya penimbunan ditingkatkan distributor dan pedagang.

“Untuk menanggulangi inflasi, Bulog mengenalkan beras kualitas premium yang dijual dengan harga medium. Supaya masyarakat mengetahui, bahwa di Bulog juga ada beras yang kulitas premium,” kata dia.

Tujuan dari kegiatan ini agar masyarakat dapat beralih dari beras premium yang beredar di pasaran, ke beras Bulog yang berkualitas premium tersebut. (romlan)

 

Tinggalkan Balasan