PANGKALPINANG – Kajati Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Daroe Try Sandono menegaskan bila pihaknya sedang menyelidiki adanya dugaan penyimpangan kegiatan rutin tahunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Babel. Kegiatan tersebut diduga berlangsung dari tahun 2018 sampai tahun 2020.
“Saya melihat ada semacam tren telah terjadinya penyimpangan, karena pekerjaan ini sudah lama, jadi indikasinya telah terjadi penyimpangan, kemudian baru dilakukan penyelidikan,” ujar Daroe di Kejati Babel, Rabu (1/9/2021), petang.
Dikatakan Daroe, untuk mendalami adanya dugaan penyimpangan itu, pihaknya telah meminta keterangan sejumlah pihak yang berasal dari dilingkungan Dinas PUPR Babel.
“Dari penyimpangan tadi, apakah betul ada penyimpangan hukum, kemudian kita lakukan penyelidikan untuk kita analisa apakah terjadi perbuatan melawan hukum, nah sekarang baru sampai kesitu,”tegas mantan Wakajati Kepulauan Riau ini.
Dijelaskan Daroe, penyelidikan yang dilakukan Kejati Babel terhadap dugaan penyimpangan kegiatan di Dinas PUPR bukan berasal dari laporan masyarakat melainkan dari laporan internal Korp Adhyaksa.
“Itu sebenarnya bukan dari laporan tapi dari pihak kami sendiri ketika saya baru dua-tiga hari (tugas-red) disini. Saya mendapatkan semacam info dasar, kemudian saya perintahkan kepada teman-teman, tolong lakukan pengumpulan data, setelah menyimpulkan data itu, dilaporkan kepada saya, kemudian saya perintahkan lanjutkan aja dengan penyelidikan, itu lah sekarang kita lakukan penyelidikan,”terang Daroe.
Lebih lanjut, dia menegaskan, pihaknya tidak ingin terburu-buru dalam menangani adanya dugaan penyimpangan pada proyek kegiatan rutin tahunan Dinas PUPR Babel sejak tahun 2018 hingga tahun 2020 ini.
“Saya tidak ingin terburu-buru, saya juga tidak ingin lambat-lambat, kami ingin bekerja secara cermat, cepat, dan terukur,” tegasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas PUPR Babel, Jantani ditemui di Kantor Kajati Babel, Rabu (1/9/2021), tak menepis bila pihaknya telah dimintai data semua kegiatan yang dikerjakan oleh Dinas PUPR.
“Kami cuma ditanya data-data saja terkait semua kegiatan,”kata Jantani. (wah)