PANGKALPINANG – Selain wisata alam yang indah dan terkenal hingga mancanegara, kini Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyiapkan Medical Tourism atau wisata kesehatan.
Hal ini diungkapkan Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin saat sambutan puncak peringatan Hari Pengendalian Nyamuk (HPN) VI Tahun 2022 di Hotel Soll Marina, Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (15/11/22 ).
Sebagaimana diketahui “Medical Tourism” adalah perjalanan wisata untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Baca Juga:
“Bangka Belitung punya wisata alam yang indah dan menawan. Kita sedang memikirkan untuk mengembangkan medical tourism,” ujar Ridwan.
Menurut Ridwan Babel punya banyak keungulan sehingga Medical Tourism layak dikembangkan.
Wisata alamnya sudah mendukung, letaknya dari sejumlah wilayah cukup dekat sehinggabiaya bisa murah. Menurut Ridwan tinggal bagaimana mewujudkannya.
Baca Juga:
3. Pakai Ilmu Belitong, Doktor Ini “Terbang” di Padang Lumut
“Ini yang kini kami coba rumuskan dan minta masukan dari sejumlah pihak, Babel sangat layak, ” ujarnya.
Apalagi, kata Ridwan, sejalan dengan yang dicanangkan dalam peringatan HPN “Wisata Bebas Nyamuk”.
Jadi kedepan, Babel selain menjadi tujuan wisata alam, juga menjadi tujuan Medical Tourism.
Penggerak Perekonomian
Sebagaimana dikutip dari situs Kemenkes RI, tahun 2012, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu menandatangani Momerandum of Understanding (MoU) tentang Wisata Kesehatan (Health Tourism) dalam acara Konferensi Internasional Health Tourism, di Jakarta.
Dengan kesepakatan ini diharapkan akan meningkatkan keberhasilan pembangunan pariwisata dan kesehatan termasuk wisata kesehatan.
Wisata Kesehatan adalah juga salah satu penggerak perekonomian yang penting di kawasan Asia Pasifik.
Estimasi hasil studi oleh Klynfeld Pear Marwick Goerdeller Internasional menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran masyarakat untuk wisata kesehatan sebesar 20%-30%, dari 78,5 miliar US dolar pada tahun 2010 menjadi 100 miliar US dolar pada tahun 2012.
Peningkatan ini terkait dengan besarnya uang yang dibelanjakan wisatawan yang berdampak pada peningkatan pemasaran berbagai produk dan jasa serta peningkatan lapangan kerja di negara tujuan wisata. (fh)