Melati Erzaldi Dinobatkan Sebagai Bunda Germas

PANGKALPINANG – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov. Babel) melalui Dinas Kesehatan menetapkan Melati Erzaldi sebagai Bunda Germas. Penobatan ini dilakukan saat Kegiatan Penggerakan Germas Berkala Berkesinambungan di Semua Tatanan Tahun 2021 yang diselenggarakan di Hotel Bangka City, Senin (11/10/2021).

Terpilihnya istri orang nomor satu di Babel itu dikarenakan kapasitasnya sebagai Ketua PKK yang terkoneksi langsung dengan tokoh sentral dalam keluarga, serta sosoknya yang memiliki kapabilitas menjadi influencer dalam meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi setiap orang untuk hidup sehat.

Pada momen ini, Melati Erzaldi menggambarkan pentingnya kesehatan bagi masyarakat melalui kutipan kalimat Steve Jobs, yakni ‘saat kamu masuk ke ruang operasi, kamu baru sadar bahwa kesehatan itu sangat berharga’.

“Nikmat sehat tidak ternilai harganya, sekalipun kita membandingkannya dengan materi. Kesehatan itu sesungguhnya gratis, yang diberikan Allah secara cuma-cuma. Untuk itu, edukasi dan sosialisasi harus kita sampaikan kepada masyarakat,” ujarnya memotivasi hadirin untuk senantiasa menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

Baca Juga  Pesan Gubernur Erzaldi untuk ASN Belitung: Kita Jaga Provinsi Ini

“Sebagai dasar yang mendorong Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) ini berhasil, jika tiap individu sudah menanamkan nilai-nilai kesehatan dalam dirinya. Kesadaran akan pentingnya kesehatan dapat mengubah mindset seseorang untuk mau melakukan pola hidup sehat. Jadi, mulailah ubah mindset, dan mulailah dari diri sendiri,” tambahnya.

Lebih jauh, ia mengatakan bahwa penetapan dirinya sebagai Bunda Germas merupakan komitmen bersama dari semua tatanan untuk menyukseskan Germas di Bangka Belitung.

“Bunda Germas merupakan inovasi dari Dinas Kesehatan Babel, dan ini baru ada di Babel. Kenapa Bunda Germas? Bunda adalah satu sosok yang digunakan sebagai personal branding karena sosok ‘Bunda’ di dalam keluarga adalah tokoh sentral yang mampu mengedukasi keluarga secara persuasif,” ujarnya menegaskan.

“Bagaimana kita melakukannya? Tentunya dengan mendorong anggota keluarga melakukan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan, serta peningkatan edukasi hidup sehat,” tambahnya.

Ibu tiga anak yang selalu aktif itu berharap, penobatan ini tidak hanya menjadi simbol namun bisa menumbuhkan komitmen untuk terus mendorong masyarakat supaya bisa hidup sehat yang dimulai dari lini terendah, yakni di dalam keluarga.

Baca Juga  BKSDN Kemendagri Lakukan Rapat Koordinasi dengan Pemprov Babel

Sementara Asisten Bidang Adminitrasi Umum, Mulyono dalam sambutannya mengatakan, data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Babel Tahun 2020 menunjukkan capaian rumah tangga ber PHBS sebesar 64,4% dengan indikator yang harus menjadi perhatian yakni angka merokok di dalam rumah sebesar 58,04%.

“Tidak hanya itu, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi obesitas usia >18 tahun cenderung meningkat dalam kurun waktu 9 tahun, yakni pada tahun 2010 sebesar 11,7% dan meningkat menjadi 21,8% pada tahun 2018,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, selain peningkatan tersebut, jumlah penderita hipertensi dan diabetes melitus di Bangka Belitung juga perlu menjadi perhatian sebagai dampak dari pola perilaku hidup tidak sehat di masyarakat.

“Kalau berbicara mengenai pola hidup sehat dalam penanganan pandemi sudah baik, seperti cuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak dan sebagainya. Namun menurutnya, yang perlu ditingkatkan adalah pola makan, makan sayur dan buah, serta olahraga agar daya tahan tubuh juga meningkat,” jelas Asisten III Mulyono.

Baca Juga  Bapemperda DPRD Babel dan Universitas Pertiba Teken MoU Riset Inovasi Daerah

Ia menambahkan, jika tidak segera dilakukan penerapan pola hidup sehat dimasyarakat, maka akan menjadi ancaman bagi produktivitas bangsa Indonesia. Dimana usia produktif yang seharusnya memberi kontribusi pada pembangunan, akan terancam apabila derajat kesehatannya terganggu akibat perilaku hidup tidak sehat. Untuk itulah Germas diperlukan sebagai upaya promotif dan preventif untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan.

“Karena pada dasarnya, pencegahan penyakit sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung dengan kualitas lingkungan disamping ketersediaan sarana prasarana, pelayanan kesehatan, genetik keturunan, serta dukungan dari berbagai pihak,” pungkasnya.

Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Babel, Bappeda Babel, Ketua IDI Babel, Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota, serta peserta aksi Germas Babel.

Kegiatan kemudian akan dilanjutkan dengan kegiatan aksi Germas yang dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di Bangka Belitung. (imelda/dini)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *